Asal Nama “Pinang Babaris”

By Admin - 3 Januari 2025
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp habarsamarindabaru.com

DENGAN terjadinya kebakaran yang memusnahkan 2 tempat hiburan dalam komplek Pinang Babaris, jalan Niaga Timur Samarinda baru-baru ini, — timbul lagi pertanyaan dari mana asalnya nama “Pinang Bebaris” tersebut. Pertanyaan ini kiranya tidak akan timbul, kalau misalnya di pinggir jalan tempat berdirinya kompleks kumuh yang bagian (lantai) atasnya antara  lain di “huni” 2 tempat hiburan yang terbakar itu, berdiri (tumbuh) barisan pohon-pohon pinang. Namun kenyataannya tidak ada satu pohon pinang-pun berdiri.

Perlu diterangkan, pada zaman penjajahan Belanda dulu, jalan yang sekarang bernama Jalan Niaga Timur itu, bernama TOKO PANDJANG STRAAT.

Bangunan di kiri kanan jalan tersebut pada bagian depan sebagian besar terdiri dari toko-toko Cina yang menempati petak-petak yang memanjang dari arah pinggir sungai Mahakam menuju ke darat (arah Utara). Di bagian darat (di persimpangan 4 Jalan Mulawarman / jalan Panglima Batur sekarang) berdiri kompleks Sekolah Cina (Tionghoa Hwee Kuan), begitu juga diseberang jalan sekarang berdiri kompleks pertokoan Samarinda Mall.

Ratusan meter ke darat (utara), terbentang jalan-jalan yang bernama SOENGAI PINANG STRAAT, -yang kedua pinggirannya terletak rumah-rumah penduduk. Di zaman kemerdekaan sekarang , jalan tersebut bernama Jalan Imam Bonjol.

Seingat saya, di pinggir Sungai Pinang Straat itu banyak berdiri pohon-pohon pinang itu memang sengaja di tanam oleh penduduk, atau tumbuh dengan sendirinya, –saya tidak tahu. Begitu juga apa sebabnya ditambah kata “Sungai” di depan pinang, tidak jelas bagi saya.

Memang ada waktu itu sungai kecil yang membentang dari jalan sekarang bernama Jalan pangeran Hidayatullah menuju kearah Hulu (barat) sampai di ujung jalan Gajah Mada sekarang. Sungai kecil tersebut, yang bermuara di karang mumus , – melewati ujung (muara) bagian depan Sungai Pinang Straat, lebarnya sekitar 5-6 meter, dan cukup dalam, sehingga setiap air pasang, dapat dilintasi perahu kecil dari muara pinang sampai di hulu, bersambungan dengan jalan yang waktu itu bernama Tandjoengbatoe Straat. Namun seingat saya, tidak pernah ada yang menamai Sungai Pinang. Yang saya ingat, jalan yang dibentangi sungai kecil tersebut, pada waktu itu bernama WILHELMINALAAN.

Nah, kiranya menimbulkan pertanyaan, mengapa sebutan Pinang Babaris di zaman Kemerdekaan sekarang, tidak digunakan saja sebagai nama kompleks perkantoran/pertokoan ( tujuan semula dari dibangunnya) yang dibangun di jalan yang dulu bernama Toko Pandjang Straat (sekarang Jalan Niaga Timur,–yang jaraknya beberapa ratus meter dari Soengai Pinang Straat menuju ke depan (atau ke “laut” sebutannya waktu itu).

Dalam hubungan ini perlu dijelaskan, bahwa kompleks Pinang Babaris itu dibangun pada tahun 1970-an, sewaktu H.M. Kadrie Oening menjadi Walikota Samarinda. Bahkan HM. Kadrie Oening sendiri yang mencetuskan ide untuk membangun kompleks tersebut, yang waktu itu sebagian besar dari lahan (tanah)-nya masih kosong.

Pada zaman penjajahan dulu, pak Oening, orang tua Kadrie, yang bekerja sebagai pandu yang memandu keluar masuk-kapal besar ke-dan dari muara Sungai Mahakam sampai di pelabuhan Samarinda, yang di kalangan masyarakat setempat di kenal dengan nama “Los Uning” ( dari bahasa Belanda “loods” yang artinya pandu), tinggal di Soengai Pinang Straat itu. Saya tidak tahu apakah Kadrie lahir di jalan tersebut, namun yang jelas, dia-dan saudara-saudaranya dibesarkan di-jalan yang sekarang (sesudah Indonesia Merdeka) bernama Jalan Imam Bonjol.

Mungkin untuk mengenang barisan pohon-pohon pinang di jalan tempat tinggal tempoe doeloe, sewaktu akan dibangunnya kompleks perkantoran/pertokoan di jalan yang sekarang bernama Jalan Niaga Timur, Walikota Kadrie Oening menetapkan juga “Pinang Babaris”’ – yang sudah dalam keadaan kumuh, sedangkan fungsinya atau pemanfaatannya sudah berubah dari tujuan semula sewaktu dibangunnya tahun 1970-an dulu.

Samarinda, 14 Desember 1997 

Penulis : Oemar Dachlan/Editor : Akhmad Zailani

Pinang Babaris depannya THG (Taman Hiburan Gelora)/ 1976 Foto David_grey

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya
Pemprov Kaltim Mulai Mendata, Guru PAUD Sampai SLTA, Baik Negeri maupun Swasta akan Diberi Tambahan Insentif

Foto ilustrasi. Semua guru di Kaltim baik negeri maupun swasta mulai dari PAUD ampai SLTA…

Jelang Hari Raya Idulfitri 2025, Kapan THR Pensiunan PNS Cair?

2025 Foto Ilustrasi. Tunjangan Hari Raya (THR) pensiunan PNS. (Sumber: Envato/Wdnld) HABAR SAMARINDA BARU –…

Asal Mula THR Adalah di Indonesia

HABAR SAMARINDA BARU – Pemerintah telah memastikan bahwa Tunjangan Hari Raya (THR) akan kembali diberikan kepada…

Kampanye #LawanJudol Resmi Diluncurkan di TikTok dengan Dukungan Pemerintah

JAKARTA, HABAR SAMARINDA BARU – Acara peluncuran kampanye #LawanJudol yang berlangsung di Auditorium Gedung Science…

Platform Digital Wajib Klasifikasi Layanan untuk Lindungi Anak-Anak

JAKARTA, HABAR SAMARINDA BARU – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) makin serius dalam…

Menkomdigi: Humas Pemerintah Harus Jadi Garda Terdepan dalam Perang Narasi Publik

JAKARTA, HABAR SAMARINDA BARU – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa biro…

Dorong Pembangunan Efektif, Pemkot Samarinda Tekankan Efisiensi Anggaran di Orientasi RPJMD 2025-2029

SAMARINDA.HABAR SAMARINDA BARU – Pemerintah Kota Samarinda mulai mempersiapkan arah pembangunan lima tahun ke depan…

Pemkot-DPRS Samarinda Tandatangani Kesepakatan Lima Raperda Kota Samarinda Tahun 2025

SAMARINDA, HABAR SAMARINDA BARU – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)…

lawing
iklan pelantikan walikota
iklan walikota
hari aids sedunia
Habar Populer
Link Media

Tutup
Tutup