SAMARINDA, HABAR SAMARINDA BARU – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda kembali mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Rutin Mingguan yang disiarkan secara nasional dan diikuti oleh seluruh TPID se-Indonesia, pada Selasa (04/03/2025) pagi.
Rapat ini diikuti oleh TPID Samarinda dari Ruang Sembuyutan lantai III Balaikota, dengan hadiri puluhan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga terkait, termasuk Kapolresta, Dandim 0901, Kejaksaan Negeri, Inspektorat, Diskominfo, BPS, BPKAD, Bapperida, Dinas Sosial, Dinas Perikanan, Dinas Perdagangan, PUPR, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Koperasi dan UKM, Dishub, Varianiaga, Bulog, Kadin, serta perwakilan dari bidang ekonomi dan pemerintahan Pemkot Samarinda.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, yang menyampaikan pemaparan dari Ruang Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), secara daring.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri membahas data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 3 Maret 2025, yang menunjukkan bahwa inflasi nasional mengalami deflasi sebesar -0,09% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan Februari 2024 dan -0,48% secara bulanan (month-to-month) dibandingkan Januari 2025.
Meski terjadi deflasi, Mendagri menilai kondisi daya beli masyarakat masih dalam kategori cukup baik. “Secara pribadi, saya melihat data ini tidak mengkhawatirkan, karena kemampuan daya beli masyarakat relatif cukup baik,” ujar Tito Karnavian.
Sementara itu, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan beberapa faktor utama yang menyebabkan deflasi pada Februari 2025. Faktor-faktor tersebut meliputi diskon tarif listrik, peningkatan produksi cabai merah dan cabai rawit, penurunan harga jagung di tingkat peternak, penyesuaian tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di beberapa wilayah, serta penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen di tingkat petani sebesar Rp 6.500 per kilogram.
“Penyesuaian harga komoditas dan kebijakan pemerintah turut berperan dalam tren deflasi bulan ini,” jelas Amalia.


Melalui rapat koordinasi ini, diharapkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah semakin kuat dalam menjaga stabilitas harga serta daya beli masyarakat, khususnya di Kota Samarinda. (ASYA/KMF-SMR)